Pages

Wednesday, November 9, 2016

iman kepada kitab

A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt.
Iman kepada kitab Allah Swt.
artinya meyakini sepenuh hati bahwa
Allah Swt. telah menurunkan kitab
kepada nabi atau rasul yang berisi
wahyu untuk disampaikan kepada

seluruh umat manusia. Di dalam
al-Qur’ān disebutkan bahwa ada 4
kitab Allah Swt. yang diturunkan
kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurāt
diturunkan kepada Nabi Musa as.,
Zabūr kepada Nabi Daud as., Inj³l
kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’ān
kepada Nabi Muhammad saw.
Firman Allah Swt.:


Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)
dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu...” (Q.S. al-Māidah/5: 48)

Kitab-kitab yang dimaksud pada
ayat di atas adalah kitab yang berisi
peraturan, ketentuan, perintah, dan
larangan yang dijadikan pedoman bagi
umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt.
tersebut diturunkan pada masa yang
berlainan. Semua kitab tersebut berisi
ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran
meng-esa-kan Allah (tauh³d). Yang
berbeda hanyalah dalam hal syariat yang
disesuaikan dengan zaman dan keadaan
umat pada waktu itu.

B. Pengertian Kitab dan suhuf
Kitab dan .u.uf merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para
rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Perbedaan antara kitab dan .u.uf bisa dilihat pada tabel berikut.suhuf Kitab
1. Wahyu Allah Swt. yang
disampaikan kepada para
rasul, tetapi masih berupa
glembaran-lembaranh yang
terpisah.
2. Isi suhuf sangat simpel.
1. Wahyu Allah Swt. yang
disampaikan kepada para rasul
sudah berbentuk buku/kitab.
2. Isi kitab lebsih lengkap jika
dibandingkan dengan isi suhuf.
Di dalam al-Qurf.n disebutkan adanya suhuf yang dimiliki Nabi Musa as. dan
Nabi Ibrahim as. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini:

\
Artinya: Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)
.suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.h
(Q.S. al-Afl./87: 19)

C. Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya
1. Kitab Taurot
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taur.t adalah
salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. untuk
menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt:

Artinya: Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurot) dan Kami jadikannya
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), Janganlah kamu mengambil
(pelindung) selain Aku.h (Q.S. al-Isr.f/17: 2)
Taurot merupakan salah satu dari tiga
komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang
terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang
disebut Biblia (al-Kitab), yang belakangan oleh
orang-orang Kristen disebut Old Testament
(Perjanjian Lama).
Isi pokok Kitab Taur.t dikenal dengan
Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau
Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as.
di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh
Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan
(akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah),
seperti berikut.
1. Hormati dan cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3. Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4. Hormati ibu bapakmu,
5. Jangan membunuh,
6. Jangan berbuat cabul,
7. Jangan mencuri,
8. Jangan berdusta,
9. Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

2. Kitab Zabūr
Kata zabur (bentuk jamaknya zubūr) berasal
dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis.
Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr
dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan
mazmūr (jamaknya mazāmir), dan dalam bahasa
Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani
yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya
Mazmūr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan
sebelum al-Qur’ān (selain Taurāt dan Inj³l ).
Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal
dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”,
zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan
pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi,
nyanyian pujian”. Zabūr adalah kitab suci yang
diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama
Nabi Daud as.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabūr antara lain:

Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad)
sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi
setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim,
Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabūr kepada Daud.”
(Q.S. an-Nisā'/4: 163)
Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah
dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi
nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt.
Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as.
dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan
5. nyanyian untuk raja.
Sumber: Dok. Kemdikbud

diturunkan kepada Nabi Daud as.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 9
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi
pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada
mempunyai pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada
hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya
dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh
setia sampai selamanya.
7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang
lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.

3. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah
Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Inj³l yang
asli memuat keterangan-keterangan yang
benar dan nyata, yaitu perintah-perintah
Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan
dan tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apa pun. Ada pula penjelasan,
bahwa di dalam Kitab Inj³l terdapat
keterangan bahwa di akhir zaman akan
lahir nabi yang terakhir dan penutup para
nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad
atau Muhammad saw.
Kitab Inj³l diturunkan kepada Nabi Isa
as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Inj³l sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada
umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak
menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥad³d /57: 27.

Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka
dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Inj³l
kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati
orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-Ḥad³d/57: 27)

Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurāt , yakni sudah mengalami perubahan
dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Inj³l yang sekarang
memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa
as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan
Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa
hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil
versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat
macam yang tersebut di atas.
4. Kitab al-Qur’ān
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi Muhammad saw. melalui
Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak
sekaligus, melainkan secara berangsurangsur.
Waktu turun al-Qur’ān selama
kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22
tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz,
114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan
325.345 huruf.
Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq
ayat 1-5, diturunkan pada malam 17
Ramaḍan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika
Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat.
Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai
Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan
kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt.
untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.
 Kitab al-Qur’ᾱn diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 11
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun
pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau
sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima
wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.
Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus
sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya
dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan
kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.
Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Firman Allah Swt.:

Artinya: “Kitab (al-Qur’ān) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

Pahala Istimewa Penghafal al-Qur’ān
Diriwayatkan bahwa Allah Swt. akan memberikan keistimewaan kepada para
penghafal al-Qur’ān dan orang tuanya. Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat
nanti, al-Qur’ān akan menemui penghafalnya ketika keluar dari kuburnya. Al-Qur’ān
akan berwujud seorang yang ramping. Ia akan bertanya pada penghafalnya, “Apakah
Anda mengenalku?” Maka, penghafal itu menjawab “Tidak, saya tidak mengenal
Anda.”
Al-Qur’ān berkata, “Saya adalah kawanmu, al-Qur’ān yang membuatmu kehausan
di tengah hari. Sesungguhnya, setiap pedagang akan mendapatkan keuntungan. Dan
Anda pada hari ini mendapatkan keuntungan.”
Kemudian, penghafal itu diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan
di tangan kirinya, serta dipasang mahkota di atas kepalanya. Tidak hanya itu, orang
tua penghafal itu juga mendapatkan keistimewaan. Mereka diberikan dua pakaian baru
yang bagus dan harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia.
Kedua orang tua penghafal itu kemudian bertanya, “Kenapa kami diberikan pakaian
seperti ini?’
Kemudian, mereka mendapat jawaban dari Allah Swt., “Karena anakmu telah
menghafal al-Qur’ān.”
Kemudian, kepada penghafal al-Qur’ān tadi diperintahkan, “Bacalah dan naiklah
ke tingkat-tingkat surga dan kamar-kamarnya!” Maka, ia pun naik sambil membaca
bacaan al-Qur’ān.

5. Nama-Nama Lain al-Qur’ān
Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu:
a. Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b. Al-Furqān, artinya al-Qur’ān sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
c. Asy-Syifā', artinya al-Qur’ān sebagai penawar (obat penenang hati).
d. Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
e. Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.
6. Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut.
a. Aq³dah atau keimanan.
b. 'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah.
c. Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq, kepada sesama manusia dan alam
sekitarnya.
d. Mu’āmalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
e. Qiṡṡah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang
ingkar.
f. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.
7. Keistimewaan al-Qur’ān
Kita sebagai umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi al-Qur’ān
karena al-Qur’ān merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi
pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya,
kita termasuk orang-orang yang ingkar (kafir).

Cara mengamalkan isi al-Qur’ān adalah dengan mempelajari cara belajar
membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian,
mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya.
Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut.
a. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa
b. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu
mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah
Allah Swt.
c. Al-Qur’ān sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.
d. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah.


0 comments:

Post a Comment